Senin, 19 September 2011

Lajur Peluh


Melaju bersama dalam rintik gerimis pagi pekat
Cahaya remang menggigil di udara
Samarkan segala rupa alamat yang mengakar
Dari gulungan badai ingatan
Tersungkur bersama riak gelombang
Lajur nadi kegetiran membalikkan gema
Desah nafas gemetar pada buritan jukung

Pada ranting-ranting pohon melinju
Terpahat kental raut wajah letih tuamu
Yang runcing namun bertenaga
Di bawah panji-panji agung kesultanan
Tentang sajak yang belum selesai kutuliskan

Di tengah kebisuanmu dan redupnya lidah bianglala
Tangan tangguhmu masih mampu mengayuh peluh
Membelah angkuh Sungai Martapura
Menjaja isi jukung hingga dermaga
Martapura, 30 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar