Sabtu, 23 Juli 2011

Melayang Memintal


Jiwa di dunia yang melayang
Jiwa malang kenangan pada serumpun nama
adalah petaka di bilikku
bayangan yang bisa membuat tinjauan beku

Angin bangkit mendompleng senja
 mengingat panceklik mulai melirik
 Aku resah bisa kelepasan kau
 Aku resah pada keresahanku

di batu terakhir telaga itu
 batas penghabisan dari kebanggaan kita
 kenanglah sayang dengan mesra
ku bayangkan di sisiku kau ada

saat muram menghamparkan malam
aku telah di pemakaman massal
ingatlah sekuatmu semua yang baik
 dan cintaku yang kekal memintal

Martapura, 24 Juli 2011
01:10

LOMBA CIPTA PUISI,MENULIS CERPEN, CERITA RAKYAT DAN PAGELARAN SASTRA


Dalam rangka Aruh Sastra ke-8 Kalimantan Selatan di Barabai HST, tgl 16 – 19 September 2011 dengan Tema “ Menebar Benih Sastra di Banua Murakata”, Panitia Penyelenggara membuka kesempatan bagi penulis yang berdomisili di wilayah Kalimantan Selatan untuk mengikuti beberapa lomba yaitu :
1) Lomba cipta puisi bahasa Indonesia, tema bebas.
2) Lomba menulis cerpen ...bahasa Indonesia, tema bebes.
3) Lomba menulis cerita rakyat berkisar cerita rakyat yang ada di daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Masing-masing mata lomba, peserta boleh mengirimkan maksimal 3 (tiga) karyanya yang ditulis tahun 2010/2011 + biodata singkat + foto,asli tidak saduran/jiplakan,belum pernah dipublikasikan di media cetak/internet atau sedang diikutkan pada lomba yang lain dibuat dalam surat pernyataan.
Untuk lomba puisi, panjang puisi maksimal dua kwarto dan untuk lomba cerpen dan kisah rakyat 4-7 kwarto, font 12 times new roman diketik satu setengah spasi.
Naskah masing-masing lomba sebanyak 4(empat) rangkap dimasukkan ke dalam amplop, di sudut kanan atas amplop ditulis jenis lomba yang diikuti dan sudah masuk ke panitia melalui post atau diantar sendiri dengan alamat DISBUDPARPORA Kabupaten HST di Barabai Jl.H.Abdul Muis Redhani Kelurahan Barabai Timur Kec.Barabai Kab.HST atau kirim ke email fahmi.wahid64@yahoo.co.id,​ selambatnya 30 Juli 2011.
Hadiah-hadiah sbb :
1) Lomba cipta puisi dan menulis cerpen bahasa Indonesia :
Pemenang I,II,III dan Harapan I,II,III dari masing-masing mata lomba akan mendapat hadiah tropy dan uang pembinaan.( Rp 2.000.000, Rp 1.500.000, Rp 1.000.000, Rp 750.000. Rp 500.000, Rp 400.000 )
2) Lomba menulis cerita rakyat :
Pemenang I,II,III dan harapan I,II,III akan mendapat hadiah tropy dan uang pembinaan ( Rp 1.500.000, Rp 1.000.000, Rp 750.000, Rp 600.000, Rp 500.000, Rp 400.000 )
Pemenang I sampai harapan III dan yang dipilih masing-masing mata lomba akan di antologikan.
4. Khusus lomba Pagelaran Sastra :
Setiap Kabupaten/Kota dapat mengirimkan satu kelompok maksimal anggotanya 12 (dua belas orang) yang teridiri dari pemain,pemusik dan krew.
Yang dipergelarkan memilih salah satu cerpen yaitu :
a. Bunglon karya Anton Cekov
b. Lurik karya Hasan Al Banna
c. Lukisan Angsa karya Fakhrunas MA Jabbar
d. Buaya Putih karya Ajamudin Tifani
e. Sanja Kuning karya Sandi Firly
Durasi penampilan maksimal 15 menit.( diluar pengaturan setting )
Hadiah : Pemenang I,II,III dan Harapan I,II,III akam mendapat hadiah tropy dan uang pembinaan masing – masing Rp 5.000.000, Rp 4.500.000, Rp 4.000.000, Rp 3.500.000, Rp 3.000.000, Rp 2.500.000,-
Disamping lomba Panitia juga mengharapkan partisifasi penyair yang berdomisi di wilayah Kalsel untuk mengirimkan karya puisinya sebanyak 3 (tiga) puisi + bioadata singkat + foto yang akan diterbitkan dalam sebuah antologi puisi. Karya puisi dimasukan dalam amplop dan di sudut kanan atas amplop ditulis Antologi Puisi dikirim melelui post atau diantar sendiri dengan alamat DISBUDPARPORA Kab.HST di Barabai Jl.H.Abdul Muis Redhani Kelurahan Barabai Timur Kec.Barabai Kab.HST atau kirim ke email fahmi.wahid64@yahoo.co.id,​ selambatnya 30 Juli 2011
Yang belum jelas silakan kontak person 081351128514 / 081348120891

Salam Sastra
Panitia Aruh Sastra ke-8 Kalsel di Barabai HST

Kamis, 21 Juli 2011

Perbandingan roman Layla Majnun karya Nizami Ganjavi dan Romeo Juliet karya William Shakespeare



 Roman Layla Majnun dan Romeo Juliat yang saya amati sama-sama diterbitkan oleh penerbit Navila,Yogyakarta. Roman Layla Majnun mengangkat tema percintaan yang terjadi antara Qays dan Layla. Plot atau alur  yang digunakan yaitu alur maju. Tokoh utama dalam roman ini yaitu Qays dan Layla sendiri. Roman ini mengambil latar di jazirah arab di lembah Nejd. Sudut pandang yang digunakan yauitu sudat pandang orang ketiga “serba tau”. Roman Layla Majnun menggunakan  gaya bahasa kias yang cukup tinggi, penggambaran-penggambaran dilukiskan secara nyata dan mendalam, dan di dalam roman ini terdapat banyak syair-syair. Cerita moral yang dapat diambil yaitu kuatnya cinta yang melekat pada diri Qays dan Layla yang mengakibatkan keduanya merenggut nyawa. Selain itu hendaknya dapat lebih berpikiran jernih dan tidak dibutakan oleh rasa cinta yang berlebihan sehingga dapat menyusahkan kedua orang tua. Dan dapat memberi porsi yang sewajarnya dalam mengasihi sang kekasih.
Roman Romeo Juliet mengangkat tema percintaan yang terjadi antara Romeo dan Juliet.Plot atau alur yang digunakan yaitu alur maju. Tokoh utama dari roman ini yaitu Romeo da Juliet. Latar yang digunakan yaitu kota propinsi Verona, Itali.sudut pandang yang digunakan yaitu sudat pandang orang ketiga. Roman Romeo Juliet menggunakan bahasa kias dan beberapa pepatah Yunani. Cerita moral yang dapat diambil dari roman ini yaitu perjuangan cinta yang terjadi antara Romeo dan Juliet yang terhalang oleh permusuhan dua keluarga. Kemarahan dan kebencian yang ditabur kedua keluarhga berakibat derita bagi kedua putra putrid mereka.
                Secara umum roman Layla Majnun dan Romeo Juliet mengangkat tema yang sama. Sama-sama berkisah tentang percintaan antara dua anak manusia yang tak berjalan sebagaimana yang mereka inginkan. Kedua roman sama-sama menggambarkan cirri fisik Qays dan Romeo sebagai lelaki tampan yang memiliki pesona sangat rupayang yang bersal dari keluarga terhormat. Begitu juga Layla dan Juliet, digambarkan sebagai wanita yang memiliki kecantikan luarbiasa yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya terpesona. Kedua roman ini sama-sama menggunakan alur maju dan menggunakan sudut pandang orang ketiga. Roman Layla Majnun mengisahkan cinta Qays yang begitu mendalam hingga akhirnya dia menelantarkan orangtuanya yang sangat menyayanginya. Ketika suami Layla, Ibnu Salam meninggal dunia sebenarnya terbuka lebar kesempatan untuk Qays dan Layla bersama, namun karena tidak dapat mengontrol dirinnya Qays justru menjadi gila. Watak dari tokoh Layla dan Qays digambarkan sebagai tokoh yang pasrah pada keadaan, mudah menyerah pada takdir. Sedangkan Romeo Juliet digambarkan lebih pemberani memperjuangkan cintanya dan berusaha mendamaikan kedua kelurga mereka yang berseteru.

Sabtu, 16 Juli 2011

Mengapa Mama dan Papa?


Kita sering menjumpai anak bayi yang usianya rata-rata di bawah tiga tahun. Nah, pernah tidak mengamati kata-kata apa saja yang biasanya keluar dari mulut sang bayi? Ya, Mama, Papa, merupakan kata yang lazim kita dengar dari mulut bayi. Heem… kira-kira apa ya penyebabnya? Mari mencari tau bersama :)
Mengapa Mama dan Papa Menjadi Ucapan Pertama Bayi?
Kebanyakan bayi mengucapkan kata-kata ‘Mama’ dan ‘Papa’ sebagai ucapan pertama mereka. Anda tahu kenapa? Sebagian ilmuwan mencoba mengungapkan penjelasan ilmiahnya..
Yang jelas, Ayah dan Ibu adalah orang-orang yang selalu berada di dekat bayi, sehingga perhatian si kecil terpusat kepada mereka berdua. Nah, ternyata, berbagai bahasa di seluruh dunia semakin mempermudah proses pengucapan ini bagi si bayi, dengan membuat panggilan kepada Ayah dan Ibu menggunakan pola bunyi yang berulang.
Mama…
Dada…
Papa…
Baba…
Ini baru sebagian contoh saja.
Penelitian Otak pada Bayi yang Baru Lahir
Untuk sampai pada kesimpulan ini, penelitian otak telah dijalankan terhadap 22 bayi yang baru lahir berusia 2 – 3 hari. Sementara otak mereka diamati, para peneliti menjalankan rekaman kata-kata tanpa arti kepada bayi-bayi tersebut. Rekaman ini memuat kata-kata yang bunyinya berulang (repetitif) dan juga kata-kata yang tidak berulang. Semuanya tidak memiliki arti.
Ternyata, aktifitas otak bayi bagian kiri depan terlihat meningkat setiap kali rekaman kata-kata yang berulang (repetitif) dimainkan. Sebaliknya, kata-kata tak berulang tidak menunjukkan tanda-tanda respon pada otak bayi.
Kesimpulan
Pada orang dewasa yang tidak kidal, pusat kemampuan berbahasa berada pada bagian otak sebelah kiri. Ini sejalan dengan hasil penelitian terhadap bayi dan semakin menguatkan teori yang menyatakan bahwa manusia dilahirkan dengan kemampuan mempelajari bahasa ibu mereka secara sistematis dan efisien.
Bagian otak yang diciptakan untuk berbahasa pada orang dewasa, tidaklah belajar mengolah bahasa setelah ia beranjak besar, namun proses ini sudah dimulai sejak bayi terlahir.Makanya, hati-hati ketika berbicara di dekat bayi, karena bayi sudah bisa merekam perkataan Anda, terutama yang berbunyi repetitif.
Sumber: University of British Columbia, Canada

Selasa, 12 Juli 2011

Selayang Pandang tentang Sastra Bandingan

Liburan semester enaknya pasti menikmati dengan beragam kegiatan menarik, jalan-jalan, belanja, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Liburan semester ini aku mengikuti kuliah Sastra Bandingan. Apa itu sastra bandingan?

Sastra bandingan awalnya memang berkembang di Perancis, Inggris, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Aliran Perancis berpendapat bahwa sastra bandingan adalah kajian perbandingan dua karya satra atau lebih lebih dengan penekanan pada aspek karya satra itu sendiri. (Trisma & Sulistiati, 2002 : 3).
Sastra bandingan adalah sebuah studi teks across cultural. Studi ini merupakan upaya interdisipliner, yakni lebih banyak memperhatikan hubungan sastra menurut aspek waktu dan tempat. Dari aspek waktu, sastra bandingan dapat membandingankan dua atau lebih periode yang berbeda. Sedangkan konteks tempat, akan mengikat satra bandingan menurut wilayah geografis sastra. Konsep ini merepresentasikan bahwa sastra bandingan memang cukup luas, bahkan pada perkembangan selanjutnya konteks sastra bandingan tertuju pada bandingan sastra dengan bidang lain. Bandingan ini, guna merunut keterkaitan antar aspek kehidupan (Endraswara, 2008 : 128).
Benedecto crose (Giffod,1995:1), berpendapat bahwa studi sastra bandingan adalah kajian yang berupa eksplorasi perubahan (vicissitude), alterna-tion (penggatian), pengembangan (develpment), dan perbedaan timbal balik di antara dua karya atau lebih. Sastra bandingan terkait dengan ihwal tema dan idea sastra.
Dalam pandangan Jost (dalam Rahman, 2000) sastra bandingan juga dapat meliputi aspek: pengaruh, sumber ilham (acuan), proses pengambilan ilham atau pengaruh dan tema dasar. Dalam kaitan ini ada empat kelompok kajian sastra bandingan jika dilihat dari aspek objek garapan yaitu; Pertama, kategori yang melihat hubungan karya sastu dengan lainnya dengan menelusuri juga kemungkinan adanya pengaruh satu karya terhadap karya yang lain. Termasuk dalam interdispliner dalam sastra bandingan adalah filsafat, sosiologi agama dn sebagainya. Kedua, kategori yang mengkaji tema karya sastra. Ketiga, kajian terhadap gerakan atau kecenderungan yang menandai suatu peradaban. Keempat, analisis bentuk karya sastra (genre).

Dalam lingkup kajian demikian, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni: (1) kajian persamaan dan (2) kajian konsep pengaruh. Kajian persamaan, tidak selau menjawab masalah; mengapa terdapat persamaan namun juga lebih kepada apabila dua karya sastra memiliki kesamaan berarti ada hal paralel dalam bidang tertentu (kasim, 1996:17-18).

Senin, 11 Juli 2011

Perantau Lama Menjawab


Kusibak kembali beledru itu
Sajak syairmu kubaca
Sajak apakah yang hibernasi sendiri?
Sajak yang terbungkus rintihan rindumu
Sajak yang bergulat menggeliat serupa ulat

Lihatlah kasih, ulat telah bermetamorfosis menyerupa kupu kertasmu
Kupu kertasmu tengah menari mencariku
Rasakanlah kasih, hembus tengah menerbangkan serbuk sari
Bukan tak mungkin  bunga harapan tumbuh subur di sana
Tempat yang kau kira tandus

Terbanglah Kasih, di kebun itu aku Sang perantau lama akan datang
Kini aku sedang bermain sejenak
Palingkan wajahmu dari serbuan hama menggoda

Kasih, tegakkan  dan teruskanlah
Jangan kau lelah bercocok tamanam seraya menanti
Bersabarlah sedikit hingga bunga harapa berbuah
Yakini kau akan memetik hasilnya
Dan aku akan datang di saat yang tepat

Martapura,6 Juli 2011


 Puisi ini di terbitkan di harian BanjarmasinPost Minggu,10 Juli 2011